الحمد
لله رب العالمين وبه نستعين على امورالدنيا والدين. أشهد أن لا إله إلا
الله وحده لا شريك له وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله. اللهم صل على
سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين. اما بعد
فياعباد الله أوصيكم وإياي بتقوى الله فقد فاز المتقون, وقال الله تعالى فى القرأن العظيم كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
فياعباد الله أوصيكم وإياي بتقوى الله فقد فاز المتقون, وقال الله تعالى فى القرأن العظيم كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Jama’ah Jum’ah Rohimakumullah
Pada
kesempatan khutbah kali ini, pertama-tama saya mengajak pribadi saya
sendiri dan kaum muslimin umumnya untuk meningkatkan ketaqwaan kepada
Allah swt. Hanya dengan taqwalah bekal yang untuk menghadap-Nya nanti.
Fainna khairaz zadit taqwa. Jangan ragukan janji Allah, bahwa ia hanya
melihat seseorang dari ketaqwaannya bukan dari sisi lainnya.
Jama’ah yang dimuliakan Allah
Dalam
khutbah kali ini saya hendak mengisahkan sebuah cerita diskusi antara
Imam Al-Ghozali dengan muridnya. Ada enam pertanyaan yang dilontarkan
beliau kepada para muridnya, dan kesemuanya sangat bagus untuk kita
simak niali-nilai yang terkandung di dalamnya. Suatu ketika Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya. Wahai
murid-muridku sekalian, coba kalian jawab "Apa yang paling dekat dengan
diri kita di dunia ini? Murid-muridnya menjawab "orang tua, guru,
kawan, dan sahabatnya". Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu
benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "MATI".
كُلُّ
نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ
فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan
dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan (Ali Imran
185)
Kematian
adalah sesuatu yang tiada seorang pun tahu kapan ia akan datang. Karena
itu manusia harus selalu bersiap diri menghadapinya. Terkadang ia jauh
terasa, padahal ia dekat dalam kenyataannya. Janganlah kita lengah dalam
memahami hal ini, jangan sekali-kali merasa diri jauh dari mati, karena
itu membuat kita besar hati. Justru kerahasiaannya harus kita maknai
bahwa mati bisa terjadi kapan saja dan dimana saja tanpa adanya
peringatan dari-Nya. Inilah yang hendak disampaikan oleh Al-Ghazali
kepada murid-muridnya.
Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua.... "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?" Murid
-muridnya menjawab "negara Cina, bulan, matahari dan bintang -bintang".
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawaban yang mereka berikan
itu adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "MASA LALU". Walau
dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu. Oleh
sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang
dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
Ini
tepat dengan sebuah hadits yang menganjurkan bahwa kehidupan kita hari
ini harus jauh lebih baik dari kemaren, dan hari esok harus lebih baik
dari hari ini. Jika difikir lebih dalam, maka yang perlu diperhatikan
adalah waktu. Waktu tidak akan datang berulang untuk kedua kali, sekali
kita bertindak kesalahan kita tidak bisa merevisinya lagi. Paling banter
kita hanya bisa bertobat dan berharap pengampunan. Sebagian pepatah
bilang waktu adalah sesuatu yang paling berharga. Emas, harta bisa
dicari tapi waktu yang sudah berlalu tak mungkin hadir kembali.
Jama’ah Jum’ah yang berbahagia
Mati
dan waktu adalah dua rahasia yang ada di genggaman-Nya. Kita sebagai
hamba hanya bisa berharap dan berdo’a semoga Allah swt memberikan
anugrah kepada kita agar mampu memanfaatkan waktu untuk mempersiapkan
diri menghadapi kematian.
Lalu
Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga.... "Apa yang
paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab "gunung, bumi dan
matahari". Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling
besar dari yang ada di dunia ini adalah "NAFSU"
وَلَقَدْ
ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ ۖ لَهُمْ
قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا
وَلَهُمْ آذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَـٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ
هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَـٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin
dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. (QS. 7:179) (Al
A'Raf 179).
Nafsu
adalah hal penentu pada diri manusia. Ingin bahagia yang hakiki?
Kendalikanlah nafsumu, ingin celaka selamanya? Turuti nafsumu...
pengendalian nafsu adalah kunci dalam hidup ini. Itulah pesan
tersembunyi dari al-Ghazali bahwa nafsu adalah hal paling besar, hal
yang paling menentukan....
Kemudian
al-Ghazali meneruskan pada Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling
berat di dunia ini?". Murid-murid Ada yang menjawab "besi dan gajah". Semua jawaban adalah benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah "MEMEGANG AMANAH"
إِنَّا
عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ
فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا
الْإِنسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Sesungguhnya
Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung,
maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya
manusia itu amat zalim dan amat bodoh, (QS. 33:72) (Al Ahzab 72).
Tumbuh-tumbuhan,
binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT
meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi
manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga
banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang
amanahnya.
Jama’ah yang dimuliakan Allah
Pertanyaan
Imam al-Ghazali yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia
ini?"... Ada yang menjawab "kapas, angin, debu dan daun-daunan". Semua
itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini
adalah meninggalkan Sholat. Gara-gara pekerjaan, kita meninggalkan
sholat, Kita harus ingat bahwa sholat adalah hal pertama yang ditanyakan
Allah kepada manusia. Dan sholat adalah kewajiban terpenting di dunia
ini. Namun anehnya, meski demikian sholat adalah hal termudah yang
sering dilewatkan oleh orang-orang muslim? Ringan sekali melewatinya.
Dan
pertanyaan keenam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia
ini?"...Murid-muridnya menjawab dengan serentak, "pedang". Benar kata
Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA" Karena
melalui lidah, Manusia selalunya menyakiti hati dan melukai perasaan
saudaranya sendiri. Ingatlah sebuah hadits yang menerangkan:
المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده
seorang muslim adalah orang yang bisa menjaga orang muslim lainnya dari lisannya dan tangannya.
Akhirnya, di penghujung khotbah ini saya mengajak diri saya dan jama’ah sekalian bila ada waktu sering-seringlah merenung bahwa mati akan segera menjemput kita, insyaallah diri kita akan termotifasi untuk mengendalikan nafsu, menjalankan sholat, menjaga lidah dan memegang amanah.
Akhirnya, di penghujung khotbah ini saya mengajak diri saya dan jama’ah sekalian bila ada waktu sering-seringlah merenung bahwa mati akan segera menjemput kita, insyaallah diri kita akan termotifasi untuk mengendalikan nafsu, menjalankan sholat, menjaga lidah dan memegang amanah.
بَارَكَ
الله لِى وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ
بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذْكُرَ الْحَكِيْمَ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَاِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ العَلِيْمُ, وَأَقُوْلُ
قَوْلى هَذَا فَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ
الرَّحِيْم
0 Comments