Alhamdulillah Puji puja dan sukurku tak
henti-hentinya kepada pemilik alam semesta ini, pengatur hidup makhluk
ini, pengasih dan penyayang setiap makhluknya, maha adil, maha
bijaksana, maha pengampun hambanya yang kembali kepadanya. Sholawat dan
Salam Allah, Malaikat dan semua makhluk, tetap tercurah tanpa
henti-hentinya kepada makhluk yang paling mulia, kekasih raja alam,
pemimpin manusia, Nabi muhammad SAW, beserta keluarga, para sohabat,
tabi’in, tabi’u tabi’in, dan semua yang mengikuti mereka hingga Akhir
alam ini.
Dari akun FB yang bernama
Syach Titan –>>Buat para syiah
Rasululloh saw sendiri memuji akan golongan Anshar menurut perkataan golongan Syi’ah sendiri: “Ya Alloh, ampunilah Anshar, dan anak-anak Anshar dan anak-anak dari anak-anak Anshar. Wahai golongan Anshar! Tidaklah kamu ridho bila manusia pulang membawa rampasan berupa kambing dan unta, sedang kamu pulang membawa Rasululloh saw? (Lihat kitab Tafsir Minhajus Shadiqin juz 4 hal.240, dan lihat pula kitab Kasyful Ghummah juz 1 hal.224)
Berikut juga sabda Rasululloh saw
terhadap orang Anshar: “Anshar adalah perutku dan mataku, bila manusia
berjalan menempuh satu wadi, dan Anshar menempuh jalan lain, aku akan
bersama Anshar . (Idem)
Ali bin Abi Tholib berkata: “sungguh aku
lihat semua sahabat Muhammad saw tidak seorangpun di antara kamu yang
dapat menyamai mereka! Sungguh mereka berambut kusut berdebu (karena
berjuang di medan laga), bertanggang (tidak tidur di malam hari) untuk
bersujud dan berdiri (sholat malam), di kening dan kedua pipi mereka
selalu kelihatan kegesitan bekerja, seolah-olah mereka berdiri di atas
bara, mengingat hebatnya tanggung jawab di akhirat kelak, seolah-olah di
antara mata mereka menebal kulit karena lama sujud, bila mereka ingat
akan Alloh menghujanlah air mata mereka sampai membasahi baju mereka,
terhuyung badan mereka seperti terhuyung kayu dihembus angin yang
kencang, karena takut akan siksa disamping mengharapkan ganjaran. (Lihat
kitab Nahjul Balaghah hal. 143, Darul kutub Beirut 1387 H yang ditahqiq
oleh Subhy Shalih. Dan juga tercantum dalam al-Irsyad karya Al-Mufid
hal.126)
Begitulah ucapan Sayyid Ahlul Bait Ali KW
menyanjung Sahabat Nabi saw umumnya, yang secara terang-terangan beliau
(Ali) melebihkan mereka para Sahabat itu dari orang-orang yang mengaku
pengikut beliau sendiri, karena kebanyakan pengikutnya mundur ke
belakang dalam perang dan pertempuran, mereka pengecut menghadapi musuh
atau golongan yang mereka hadapi, mereka duduk dan meninggalkannya
sendirian. Maka berkatalah Ali bin abi Tholib membandingkan para
pengikut beliau dengan para Sahabat Rasul saw: “Pernah kami bersama
Rasululloh saw berperang melawan bapak-bapak kami, saudara-saudara kami,
dan paman-paman kami sendiri: semua itu tetap menambah iman dan
perserahan diri terhadap kami, semua kami telan dengan kesabaran dan
kepedihan tetapi tak gentar menghadapi musuh, pernah seorang laki-laki
kami dan seorang dari musuh kami bergumul seperti 2 ekor ayam jantan
yang berkelahi, saling menerkam: saling ingin menewaskan, kadana-kadang
kami yang menang, kadang-kadang musuh yang menang. Setelah Alloh
menyaksikan akan kebenaran kami, Alloh akhirnya menurunkan ketakutan
terhadap musuh kami Kami dimenangkan-NYA. Begitulah akhirnya agama Islam
mengalir terus melalui jalurnya, berkuasa di tanah airnya. Demi umurku,
bila kami seperti kamu, agama tak akan berdiri tegak dalam iman tak
akan menghijau(tumbuh subur); Demi Alloh, kita pasti akan memeras darah,
dan akan ditimpa penyesalan”. (Lihat kitab Nahjul Balaghah yang
ditahqiq oleh Subhy Shalih hal.91 dan 92, cetakan Beirut).
Ali bin Abi Thalib memuji kaum Muhajirin dari para Sahabat dalam menjawab surat Mu’awiyah bin Abu Sufyan, sbb: “Telah sukses ahli terdahulu atas keterdahuluan mereka, sedang kaum Muhajirin golongan pertama telah diakui kelebihan mereka. (Kitab Najhul Balaghah).
Ali bin Abi Thalib memuji kaum Muhajirin dari para Sahabat dalam menjawab surat Mu’awiyah bin Abu Sufyan, sbb: “Telah sukses ahli terdahulu atas keterdahuluan mereka, sedang kaum Muhajirin golongan pertama telah diakui kelebihan mereka. (Kitab Najhul Balaghah).
Beliau (Ali) memuji golongan Anshar dari
para Sahabat Nabi saw dengan berkata telah memperkembangkan Islam
seperti menyuburkan tanah tandus dengan tangan-tangan mereka yang
terhampas dan lidah-lidah mereka yang tajam lagi fasih. (Lihat kitab
Nahjul Balaghah yang ditahqiq oleh Subhy Shalih hal.557).
Dari Athusy, riwayat yang terpercaya
tentang Ali bin Abi Thalib, bahwa beliau mengatakan kepada
sahabat-sahabat beliau: “Saya wasiatkan kepada kamu tentang
sahabat-sahabat Rasululloh saw jangan kamu mencaci mereka, karena mereka
adalah Sahabat Nabimu, mereka adalah sahabat-sahabat yang tidak pernah
mengadakan dalam agama sedikitpun tidak pernah membenarkan ahli bid’ah.
Ya, demikianlah Rasululloh mewasiatkan kepada saya tentang mereka.
(Lihat kitab Hayatul Quluub oleh Al-Majlisy, juz 2 hal.261)
Ali bin Abi Thalib berkata: “Ketahuilah
olehmu hai hamba Alloh bahwa orang-orang yang bertaqwa pergi dengan
dunia yang pendek temponya dan akhirat yang panjang. Mereka gauli ahli
dunia di dunia mereka, dan tidak ahli dunia menggauli mereka tentang
akhirat mereka. Mereka tempati dunia dengan sebaik-baiknya, mereka makan
padanya sebaik-baik apa yang dimakan. Maka mereka beroleh keuntungan
dunia seperti perolehan orang-orang yang suka kemewahan. Mereka ambil
dari dunia apa yang diambil oleh penguasa-penguasa ganas lagi sombong.
Kemudian mereka berputar haluan dari dunia dengan bekalan yang cukup dan
perdagangan yang beruntung. Mereka merasakan kelezatan zuhud dunia di
dunia ini, mereka yakin akan menjadi tetangga Alloh nanti di akhirat.
DOA MEREKA TIDAK DITOLAK, bagian mereka dari kelezatan tidak dikurangi”.
(Lihat kitab Najhul Balaghah yang ditahqiq oleh Subhy Shalih hal.383)
0 Comments